“Kita berencana untuk menerapkan sistem rangking dari IeSPa yang nantinya terintegrasi dengan server Kemenpora, demi menentukan pemain terbaik di Indonesia,” kata Angki.
“Gunanya nanti adalah agar mereka para gamer ini mengetahui pencapaian apa saja yang telah mereka lakukan.” Artinya, para gamer akan diakui sebagai atlet negara dan berada di bawah payung Kemenpora.
Sebenarnya, Indonesia telah memiliki banyak tim gamer profesional yang selalu membawa nama Indonesia ke dalam turnamen game internasional. Hanya saja, mereka bergerak sendirian, yang seringkali cuma didukung oleh publisher game online. Fokus mereka sebagai atlet siber tidak penuh karena menyelami pekerjaan lain yang lebih menghasilkan uang.
Berkaca dari turnamen DOTA 2 The International 2015 yang sedang berlangsung di Seattle, Amerika Serikat, akan semakin banyak gamer dari Indonesia yang tertarik untuk menyelami game sebagai sebuah pekerjaan. Apalagi setelah mereka mengetahui total hadiahnya yang telah mencapai USD18 juta.
0 Response to "Jangan Remehkan Anak Bermain Game, Mereka Bisa Jadi Atlet Profesional"
Posting Komentar